Bagian dari janji
Sekian panjang perjalanan ini
Kadang lelah menggelayut dalam hati
Ku tengok kanan kiri
Namun yang kulihat sunyi dan sepi
Akhirnya aku menyadari bahwa jalan para pejuang ini begitu sepi
Jalan yang dihindari sekian banyak insan
Karena memang jalan itu tak hanya terjal mendaki, bahkan penuh onak duri
Ah tapi , bahkan juga racun yang mematikan
dan mata pedang yang akan rancahkan tubuh lemah ini
Jalan itu, sungguh jalan penuh ujian
akhirnya aku menyadari, bahwa jalan para pejuan, adalah jalan sunyi
di sepanjang jalan, kita hanya dituntut memberi, memberi dan memberi
Entah kapan kita akan menerima
Karena, sepanjang langkah itu pula, kita hanya dituntut untuk berkorban,
berkorban dan berkorban
Dan entah sampai kapan ini berjalan ,Entah kapan sampai kapan kita sempat
mengempuskan napas kelegaan
Pun di jalan itu, setapak yang kita tegak, yang ada hanya lelah, lelah dan
lelah
Sangat sepi, senyap, ngelangut, tanpa gebyar
Kian ke atas, jalan itu kian sepi penggemar
Kian terjal, bahkan tubuh pun harus kian tunduk merangkak
Pantas saja, begitu banyak yang terlempar jatuh berguguran
Ya, aku menyadari, memang jalan para
pejuang itu, sungguh sangat sepi
Tapi, entah mengapa, para insan mulia, lebih memilih jalan ini ?
Apakah yang mereka cari?
Apa yang mereka harapkan dari ini ?
Lalu apa yang membuat mereka tetap tegak di tengah badai dan caci maki ?
Apakah yang membuat mereka tegar meski badan tercabik nyeri?
Tak jarang
cacian umpatan hinaan bahkan ancaman di jumpai
Apakah yang membuat mereka terus bertahan, meski luka-luka senantiasa
mendera?
Bahkan, jiwa pun ada kalanya terengut oleh pedang-pedang para tirani
Ya Rasulullah, aku ingin bertanya kepadamu
Mengapa kau memilih jalan sunyi itu ?
sementara kehidupan penuh kemapanan
menantimu?
Mengapa engkau memilih matahari di letakkan di tangan kananmu,
dan bulan
diletakkan di tangan kirimu, sehingga engkau pun memikul beban yang sedemikian
beratnya?
Mengapa engkau memilih kehidupan penuh ranjau ?
kesulitan dalam boikot kaum
kuffar di Syi’b Bani Hasyim selama bertahun-tahun ?
Sementara kehidupan penuh kemewahan menggapai-gapai di belakangmu ?
Mengapa engkau membiarkan tubuhmu nan mulia ditimpuki batu-batu para budak
Bani Thaif ?
Apakah ada keindahan pada jalan sunyi, itu, Ya Rasulullah …
Katakan padaku ya Rasul ...
Wahai Abu Bakar, aku ingin bertanya kepadamu …
Mengapa engkau berikan kakimu sebagai penutup lubang di goa itu
Saat engkau membersamai Sang Pamungkas Anbiya …
Sedangkan kau tahu, lobang itu adalah sarang dari ular berbisa
Mengapa kau bersedia korbankan dirimu, membiarkan racun itu memasuki aliran
darahmu?
Jalan seperti apa yang hendak kau pilih, wahai Ash-Shidiq?
Oh, sekarang aku mengerti …
Jalan para pejuang, memang jalan nan penuh luka
Tetapi, luka-luka itu ternyata syair indah penyandi cinta mulia
Dari Sang Maha Pecinta
Yang selimuti jiwa, mendekap erat, dan getarkan kehangatan dalam jiwa
Jalan para pengemban, memang jalan yang penuh duka
Tetapi, kegetiran itu, ternyata nyanyian merdu pematik bahagia
Atas kelembutan Rahman dan Rahim-Nya
Kenikmatan itu, menguar datang dari
seluruh penjuru mata angin
Ke elokan itu, memasuki aliran darah dalam dalam raga insan mulia
Membuncahkan debar-debar nanian dari
tak terhingga
Merencahkan hati dan jiwa pada titik kejelitaan
Dan, jalan penuh duri itu, ternyata akan mengantar kita
Kepada keindahan memandang wajah-Nya
Kepada keluasan rahmat dan hidayah-Nya
Kepada kenikmatan tiada tara di Jannahnya-Nya
Dan aku menyadari
ini , kita adalah bagian dari janji
Menepis
segala luka yang ada dan menhadirkan senyum ikhlas dalam diri
Semua memang pahit tak jarang bahkan mematikan rasa tapi tidak cinta
kepadan-NYA
Oh, kalau begitu adanya, biarlah aku merapal kata-kata indah darimu, para pejuang
Aku ingin menjadi bagian dari janji
Seandainya ada seribu jiwa yang menempuh jalan ini, semoga aku termasuk di
dalamnya
Seandainya ada seratus jiwa yang rela menapaki jalan ini, semoga aku
termasuk di dalamnya
Seandainya ada sepuluh jiwa yang tertatih menekuri jalan ini, semoga aku
pun ada di dalamnya
Pun, jika hanya ada satu jiwa yang ridha menjadikan jalan ini sebagai alur kehidupannya ….
Semoga ia adalah aku …
Gresik,14 Ramadhan 1434 H
12/07/2014
0 komentar :
Posting Komentar